SANTUN DISAAT EMOSI

Tiada sesuatupun yang terasa lebih berat bagi seorang hamba selain santun disaat sedang emosi dan sabar terhadap gangguan yang menyakitkan.
Apabila bergerak dari dalam diri keinginan nafsunya dan dorongan melakukan dosa-dosa dan bergeloralah darinya keinginan merasakan manisnya kata-kata tak berguna.
Maka hunuslah pedang sedikit makan dari sarung tahajjud dan genangan airmata do'a, lalu pukulkan dengan tangan-tangan yang dingin dari sedikit bicara sehingga terputuslah ia dari kedzhaliman dan ingin balas dendam.
"Jangan kalian berkarakter lemah sehingga mengatakan, 'Jika orang-orang baik, kitapun akan baik dan jika mereka buruk, kitapun buruk.'
Namun, kokohkanlah kepribadianmu dengan mengatakan, 'Jika mereka baik, kitapun harus berbuat baik dan jika mereka buruk, jangan berbuat dzhalim'."
-= HR At Tirmidzi =-
Berikutnya kau akan selamat dari kesudahannya yang membinasakan, hidup dengan tenang diantara manusia lainnya dan jernih dari kegelapan nafsunya, sehiangga kau selamat dari bencana kerusakkan yang diakibatkannya. Pada saat itu kau menjadi bersih bagaikan cahaya dan ringan bagaikan ruh, sehingga kau dapat berkeliling di medan kebaikan dan berjalan-jalan menempuh jalan-jalan ketaatan bagaikan kuda pilihan yang mengelilingi sabana atau bagaikan malaikat yang sedang berekreasi ditaman yang indah.
Dan Insya Allah..
"... Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu. Semoga Allah mengampuni (kamu) dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para penyayang"
-= QS Yusuf 92 =-
"Seandainya saja kamu merasa manis Sekalipun hidup ini pahit.
Dan seandainya saja kamu merasa puas.
Sekalipun orang-orang lain marah Apabila kecintaanmu benar Maka semuanya akan terasa mudah Karena tiap-tiap orang yang ada diatas tanah Semuanya berasal dari tanah."
"Barangsiapa yang lebih mengutamakan kepuasan manusia daripada murka Allah, Allah akan murka kepadanya dan manusiapun marah kepadanya."
"Barangsiapa yang lebih mengutamakan ridha Allah daripada kemarahan manusia, Allah akan ridha kepdanya dan manusiapun puas kepadanya"
-= HR At Tirmidzi, Al Qudha-i dan Ibnu Hibban =-
Lantas untuk apa kita jadikan berhala dalam jiwa perkataan mulut-mulut yang berbusa bila kita tahu itu racun?
Lantas untuk apa kita jadikan tonggak pegangan desisan ular berbisa bila kita tahu itu racun?
Renungkanlah...
Bermuhasabahlah!!!